Kabupaten Pati merupakan daerah yang berada di provinsi Jawa Tengah. Daerah ini berbatasan dengan kabupaten Rembang di sebelah timur, Kabupaten Blora disebelah selatan, Kabupaten Kudus di sebelah barat, serta berbatasan dengan laut Jawa di bagian Utara. Kabupaten Pati terkenal dengan semboyannya yakni Pati Bumi Mina Tani karena memang Kabupaten ini memiliki mayoritas penduduk yang bekerja dalam bidang pertanian, bahkan hingga 70% dari wilayah Kabupaten Pati dipenuhi oleh sawah.
Perkembangan Kabupaten Pati
Kabupaten Pati selain terkenal dengan sawahnya yang luas juga terkenal sebagai kota Manggis. Iya Kota ini memang menjadi salah satu penghasil manggis terbesar di Jawa Tengah. Kemudian Kota ini juga mendapat julukan sebagai Kota Pensiunan karena sebagian besar penduduknya adalah para pensiunan yang dilahirkan disini. Sebagian besar wilayah dari Kota pati adalah berupa pedesaan yang menjadikan kota ini sangat tenang. Selain itu Kota Pati terkenal juga sebagai kota kacang karena sebagai daerah yang terdapat produksi pengolahan berbagai macam kacang terbesar yang ada di Indonesia.
Tradisi yang Ada di Kabupaten Pati
Selain terkenal dengan hasil buminya, Kabupaten Pati ternyata juga cukup terkenal dengan tradisinya. Iya daerah ini selalu memiliki acara atau tradisi yang selalu dilaksanakan pada setiap tahunnya. Nah berikut beberapa tradisi yang ada di Kabupaten Pati:
- Sedekah bumi tani
Sebagai salah satu kota tani, masyarakat Pati juga selalu mengadakan upacara sedakah bumi tani. Dalam pelaksanaannya, sedekah bumi ini dilaksanakan dengan menempatkan hasil bumi pada tempat berbentuk semacam rumah yang disebut dengan Julen. Kemudian sedekah hasil bumi tersebut diarak berkeliling desa.
- Sedekah laut
Upacara ini diawali dengan upacara kecil yang disebut dengan Jhodang Sajen yang dibentuk layaknya perahu naga mina. Kemudian sajen tersebut dilarugkan ke laut. Upacara ini dilaksanakan setiap hari raya idul fitri.
- Meron
Meron merupakan upacara adat yang dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini ditandai dengan arak-arakan nasi tumpeng yang disebut Meron yang kemudiain dibawa menuju masjid Sukolilo untuk upacara selamatan. Selain itu di dalam upacara ini juga terdapat aneka ragam kesenian tradisional setempat.