Berkenalan Dengan Politisi Senior Partai Keadilan Sejahtera

Di Indonesia kita tentunya mengetahui jika banyak partai politik yang bertebaran. Membuat tatanan politik di Indonesia semakin bewarna karena hadirnya partai partai ini. Berawal dari kegiatan dakwah kampus hingga akhirnya dijadikan sebuah partai yang berbasis Islam. Dalam dunia politik tentunya partai ini harus mengalami berbagai perjalanan politik yang panjang. Meskipun demikian politisi senior partai keadilan sejahtera, berikut ulasannya.

Politisi Senior Dari Partai Keadilan Sejahtera

  1. Nurmahmudi Ismail

Perjalanan panjang dari lembaga dakwah untuk akhirnya menjadi partai yang saat itu bernama PK tak lepas dari campur tangan Nurmahmudi Ismail di dalamnya. Beliau ditunjuk sebagai presiden pertama dari Partai Keadilan di tahun 1999. Karir politiknya memang langsung terbilang berat mengingat partai ini baru saja berdiri. Namun ternyata dibawah kepemimpinannya, Partai Keadilan berhasil untuk mencapai hasil yang signifikan.

Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, PK berhasil untuk menghimpun suara sebanyak 1,34% suara. Namun hal tersebut masih belum memenuhi batasan parlemen yang saat itu sebanyak 2%. Sehingga PK harus bergabung dengan partai lain dan mendudukkan 7 orang di DPR dan 190an kader di DRPRD tingkat I maupun II satu Indonesia. Karir beliau menanjak ketika beliau ditunjuk sebagai Menteri Kehutanan dan Perkebunan di tahun 2000.

Sebagai Politisi Senior Partai Keadilan Sejahtera, beliau melepaskan jabatannya sebagai presiden PKS. Namun jabatan sebagai Menteri ini tak berlangsung lama karena Gus Dur memiliki pandangan berbeda dengan Nur. Namanya kembali mencuat ketika ia mencalonkan diri sebagai calon walikota Depok di tahun 2005. Beliau berhasil menerima kemenangan dan menjabat sebagai walikota hingga dua periode.

pexels.com
  1. Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid merupakan salah satu tokoh yang juga memulai karir politiknya dengan ikut mendirikan Partai Keadilan. Beliau terpilih menjadi ketua dewan pendiri serta dilantik sebagai ketua Majelis Pertimbangan Partai Keadilan yang merupakan nama pertama PKS. Kancahnya di dunia politik semakin dikenal ketika beliau diangkat sebagai presiden PK mengantikan Nurmahmudi Ismail pada 21 Mei 2000.

Karir politiknya dilanjutkan dengan terpilihnya beliau sebagai anggota DPR dan juga menjadi ketua MPR di tahun 2004 hingga 2009. Setelah masa jabatannya sebagai ketua MPR habis, Hidayat Nur Wahid melanjutkan politiknya dengan mencoba bertarung di Pilgup DKI 2012 dan tidak berhasil. Tak menyerah, di tahun 2014 beliau kembali menjadi bagian dari DPR dan berhasil menjadi ketua MPR pada periode 2014 hingga 2019 dan menjadi Politisi Senior Partai Keadilan Sejahtera yang masih eksis.

  1. Tifatul Sembiring

Kepengurusan PKS pasca ditinggalkan oleh Hidayat Nur Wahid dipindahkan tangan ke Tifanul Sembiring. Beliau merupakan lulusan STIKM&K Jakarta dengan gelar Insinyur Komputer. Semasa menempuh pendidikannya beliau termasuk aktif dalam berbagai kegiatan dan menjadi aktivis yang tergabung dalam PII atau Pelajar Islam Indonesia. Sebelum terjun di dunia politik beliau bekerja dibidang telekomunikasi dan pemrosesan data di PT. PLN.

Selain itu beliau juga aktif sebagai pendakwah dan juga seorang politikus. Tak hanya menjadi politikus dan pendakwah, beliau juga memiliki usaha penerbitan buku yaitu Asahuddin Press,Jakarta. Di usia ke 50 tahun karir politiknya menanjak karena dipilih sebagai menteri komunikasi dan Informatika di kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Tifanul Sembiring juga menerbitkan buku biografinya yakni Sepanjang Jalan Dakwah.

pexels.com
  1. Luthti Hasan Ishaaq

Politisi Senior Partai Keadilan Sejahtera selanjutnya yaitu Luthfi Hasan Ishaaq. Beliau berasal dari malang, Jawa Timur dan menjabat sebagai presiden PKS di masa jabatan 2009 hingga 2014. Luthfi Hasan Ishaaq juga salah satu pendiri PK di tahun 1998 yang saat ini dikenal dengan PKS. Tak heran jika beliau akhirnya ditunjuk mengantikan Tifatul setelah masa jabatan tersebut telah selesai. Bahkan PKS siap mengusung beliau di capres tahun 2014.

  1. Anis Matta

Muhammad Anis Matta merupakan laki laki yang lahir di Bone, Sulawesi selatan. Beliau merupakan lulusan dari LIPIA atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab Jakarta. Sebelumnya beliau dikenal sebagai penulis buku buku dakwah dan juga politik. Tulisannya banyak digunakan sebagai tujukan dikalangan para aktivis dakwah. Beliau juga menjadi dosen agama Islam FE UI Program Extension selama 2 tahun.

Berbekal pengalaman organisasi dan ikut bergabung di Partai Keadilan, di tahun 2013 beliau semakin menonjolkan kemampuan politiknya. Menjabat sebagai jenderal PKS selama 3 kali berturut turut. Di tahun 2004 hingga 2009 beliau terpilih menjadi anggota DPR dan berlanjut di periode selanjutnya. Membuatnya berhak mendapatkan Politisi Senior Partai Keadilan Sejahtera karena kembali memegang PKS sebagai presiden mengantukan Luthfi Hasan Ishaaq.

pexels.com
  1. Sohibul Imam

Sohibul Imam merupakan pria yang lahir di Tasimalaya, Jawa Barat dan merupakan lulusan doktor dari Jepang yang akhirnya terjun ke dunia politik. Setelah selesai pendidikan pertamanya dari Jepang, beliau langsung bekerja di BAKOSYRTANAL sebagai peneliti dan merupakan perjanjian setelah mendapatkan beasiswa. Beliau juga menjadi peneliti di BPPTdan juga dosen di beberapa perguruan tinggi.

Di era reformasi beliau justru mulai masuk dunia politik dan bergabung dengan PK atau PKS. Karena sebagai PNS tidak boleh menjadi pengurus partai pada saat itu, Imam kembali menjadi peneliti di BPPT. Setelah itu malah mendapatkan beasiswa S3 di Jepang. Sekembalinya dari Jepang dan telah meninggalkan PNS beliau bergabung kembali dengan PKS dan berhasil menjadi ketua DPP PKS di bidang EKUINTEk pada tahun 2004.

Di pemilu beliau terpilih menjadi anggota DPR bersama dengan anggota PKS yang lain seperti Yoyoh Yusroh. Yoyoh juga bisa dikatakan sebagai Politisi Senior Partai Keadilan Sejahtera karena kiprahnya di dunia politik. Di DPR RI Imam menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPR. Hingga akhirnya di tahun 2013 beliau ditunjuk menjadi presiden PKS. Dan diperiode berikutnya kembali terpilih menjadi anggota DPR.

Banyaknya anggota dari PKS yang memiliki kiprah didunia politik tak serta merta membuat PKS menuai banyak pujian. Sebab, ada beberapa anggota PKS yang justru terjerat kasus korupsi. Namun juga ada yang berprestasi seperti Yoyoh Yusroh yang berhasil mengesahkan RUU Pornografi. Hal ini tentunya semakin berwarnai karir anggota PKS dalam memberikan sumbangsihnya untuk negeri.